Hidup ini adalah kehendak bebas. Bebas untuk memilih mau menjadi apa.
Manusia berbeda dengan binatang atau dengan pohon. Binatang dan pohon tidak punya kehendak bebas. Ikan tetap saja harus berenang, bahkan Paus yang gagah perkasapun tidak bisa hidup di air dangkal. Mereka tidak punya kehendak bebas. Rumah laba-laba dari dulu ya seperti itu, sampai nanti. Ayam tetap saja menjadi menghasilkan daging dan bertelur untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Oleh karena itu, maka manusia punya kehendak bebas untuk menjadi apapun yang dikehendaki. Tuhan memang memberikan kebebasan kepada setiap manusia, untuk menjadi penguasa di muka bumi ini. Dan manusia punya banyak pilihan. Buat manusia, hidup ini adalah pilihan bukan takdir atau nasib. Anda boleh memilih beragam peran yang Anda sukai, asal Anda mempersiapkan diri untuk memerankan posisi itu, agar berhasil. Inilah yang sering dilupakan banyak orang, termasuk mereka yang sudah diterpa pendidikan tinggi, yaitu para sarjana.
Banyak sarjana yang sekarang tidak punya pilihan hidup, kepepet menjadi pengangguran. Lalu dimana kehendak bebas itu? Padahal Tuhan tetap menciptakan manusia dengan bentuk yang sama, dengan kelengkapan yang serupa. Otaknya sama, panca inderanya serupa sejak dulu sampai sekarang. Lalu kenapa banyak sarjana yang menganggur? Karena mereka tidak sadar bahwa manusia diberi kebebasan untuk memilih. Kesadaran semacam ini seharusnya sudah mereka miliki sebelum mereka selesai menjalani masa pendidikan.
Di banyak negara, seorang calon mahasiswa sudah disadarkan oleh pengelola perguruan tinggi, akan masa depan mereka. Sehingga selama kuliah, mereka sudah sadar akan pilihan hidup setelah lulus nanti.
Nah, apa saja pilihan hidup buat seorang mahasiswa yang akan menjadi sarjana? Apakah hanya menjadi karyawan saja? Kalau gagal menjadi karyawan maka berujung sebagai penggangguran. BANGUN BUNG!!! Di luar sana masih banyak pilihan. Anda tidak perlu khawatir gagal menjadi karyawan, karena lamaran Anda ditolak. BANGUN KAWAN!!! Di dekat pelupuk mata Anda, banyak orang yang berhasil menjalani hidup, bukan sebagai karyawan. Mereka justru menciptakan lapangan pekerjaan buat orang lain. DAN INGATLAH, sebagian besar memulainya dari yang kecil.
Maka memberikan satu lowongan pekerjaan saja buat diri sendiri, syukur-syukur satu lagi lapangan pekerjaan buat orang lain, akan lebih baik daripada putus asa karena gagal menjadi pegawai. Mental semacam ini yang belum laku di perguruan tinggi, sehingga kian hari semakin banyak saja sarjana yang menjadi pengangguran…
Nopember 6, 2007 oleh dodimawardi
http://dodimawardi.wordpress.com/2007/11/06/kenapa-masih-banyak-sarjana-menganggur-2/

JUMLAH PENGANGGURAN BERPENDIDIKAN SARJANA DAN DIPLOMA

Tahun--------Diploma-------Sarjana
2005---------631.358------780.956
2006---------575.259------771.155
2007---------727.507------976.473
2008---------882.550------1.224.520

Sumber: Ditjen Dikti

Jumlah diatas akan terus bertambah jika para sarjana masih terus berharap untuk meminta-minta pekerjaan baik baik dengan pemerintah maupun swasa. Untuk itu pola pikir para sarjana harus dirubah sehingga mereka tidak hanya memiliki mental pekerja tetapi memiliki mental pengusaha.
Saat ini di Indonesia hanya 0,18% pengusaha, sedangkan untuk masuk kedalam jajaran negara maju harus memiliki 5% pengusaha dalam negara tersebut. Hal itu diperkirakan baru bisa tercapai pada tahun 2030 menurut bpk Dahlan Iskan CEO Jawa Pos. Mari bersama-sama kita berpartisipasi dalam mewujudkan Indonesia Maju.


"5% orang didunia menguasai 90% uang yang beredar, mereka adalah orang2 terkaya didunia yang bekerja dengan membangun aset. Sedangkan sisanya 95% manusia di dunia memperebutkan 10% uang yang beredar, mereka adalah orang-orang yang bekerja untuk orang lain (pegawai)".
(Financial Revolution)

"Orang-orang terkaya di dunia mencari dan membangun jaringan, sedangkan orang-orang lain mencari pekerjaan."
(The Business School - Robert T. Kiyosaki)

Change your mindset if you want to be success
Success for All!!!

Diposting oleh Rafli Ay 11/06/2009

0 komentar

Posting Komentar

Subscribe here